Kamis, 17 Desember 2009

Honey, Sori Ya, Aku Banyak Kerjaan....



Anda sudah mengejar pendidikan setinggi-tingginya, berusaha keras agar jabatan tertinggi bisa didapat, namun suami meminta Anda berhenti bekerja karena menurutnya pekerjaan Anda mempengaruhi hubungan Anda di rumah.

Apakah mungkin bagi seseorang untuk mengorbankan sesuatu yang ia sangat sukai untuk menetap di rumah dan tidak melakukan apa pun? Bisakah Anda, seorang workaholic yang terbiasa dengan kehidupan dan jadwal padat, berhenti bekerja? Mampukah Anda merelakan semua kerja keras Anda untuk mengikuti permintaan suami yang ingin Anda menjadi full time mommy? Pasti sesak dan kesal.

Mungkinkah ada jeda untuk bisa membantu Anda untuk menggapai karier, namun tetap menjaga kehidupan rumah tangga?

Jawabnya, ya! Asalkan Anda dan dia memiliki kesepakatan. Kunci untuk menghadapi dilema ini bukan dengan membuat batasan pilihan antara karier dan hubungan, namun dengan mencari cara untuk menyeimbangkan keduanya. Banyak pasangan belum menemukan keseimbangan statis dalam kehidupan dinamis ini. Kadang kita menghabiskan waktu untuk memikirkan satu hal, padahal pada saat itulah justru diperlukan keseimbangan. Kita dituntut untuk membuat keseimbangan dan mengalihkan fokus.

Misalnya, ketika Anda memiliki proyek besar yang membutuhkan waktu kerja ekstra, katakan pada pasangan Anda. Lalu putuskan berapa lama Anda akan mengizinkan diri Anda bekerja lebih dari waktu biasanya. Dalam kesempatan lain, lakukan suatu hal yang romantis untuk si dia untuk menjaga keintiman. Hal ini bisa Anda lakukan hanya dengan meninggalkan catatan cinta di meja untuk si dia, atau menelepon si dia di tengah hari untuk mendengar suaranya. Berikut 5 tips untuk Anda mencoba menyeimbangkan pekerjaan dan hubungan Anda:

1. Perlakukan pasangan Anda sebagai rekanan
Bicaralah kepadanya. Upayakan agar ia memandang ke arah yang sama dengan Anda, dan beritahukan padanya bahwa Anda butuh fokus ekstra dalam pekerjaan. Jika Anda benar-benar peduli dengan perasaan pasangan Anda, maka Anda akan mengambil waktu secara rutin untuk memastikan bahwa Anda tidak menyia-nyiakan dirinya.

2. Bincang santai
Pilihlah satu hari khusus dalam seminggu untuk bangun lebih pagi dan sejenak menghabiskan waktu bersama. Mungkin dengan menikmati secangkir kopi atau teh bersama sebelum berangkat ke kantor. Ini adalah hal yang menyenangkan untuk dilakukan, karena Anda dan dia sama-sama memiliki waktu sedikit luang, tidak terburu-buru, sama-sama segar, dan bisa menghabiskan waktu berkualitas sejenak, sebelum Anda dan dia sama-sama dilanda deraan pekerjaan.

3. Mengatur perspektif
Ketika Anda sedang mengambil pekerjaan tertentu, cobalah hitung dengan skala 1 hingga 10, seberapa pentingnya pekerjaan yang sedang Anda lakukan ini dalam waktu 10 tahun mendatang? Lalu bandingkan, dengan skala 1 hingga 10, seberapa pentingnya hubungan ini untuk Anda dalam 10 tahun ke depan? Jujurlah terhadap diri Anda sendiri.

4. Kencan dengan suami
Buat jadwal satu malam dalam seminggu, untuk berkencan dengan suami (sekaligus partner) Anda. Tak harus di tempat yang sangat mahal atau eksklusif, yang penting sama-sama suka. Asal jangan biarkan acara kencan ini menjadi acara rutin. Tapi merupakan kesempatan untuk Anda dan dia mengingat masa-masa menyenangkan bersama dan menciptakan momen menyenangkan bersama.

5. Zona bebas-pekerjaan
Jika Anda harus mengerjakan pekerjaan dari rumah, seperti mengecek e-mail atau menjawab faksimili, siapkan waktu spesifik. Misalkan, tak ada lagi memikirkan pekerjaan usai waktu tertentu dalam sehari. Atau, Anda mendedikasikan akhir pekan hanya untuk Anda dan keluarga, tidak boleh membicarakan atau memikirkan pekerjaan sama sekali.

Jadi, ketika ditanya, mana yang lebih penting; cinta atau pekerjaan, hanya Anda yang bisa menjawab. Jawablah dari hati yang paling dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar